Siak, detikNewstv.com -Pelantikan Afni Z dan Syamsurizal Budi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Siak periode 2025-2030 berlangsung khidmat di Gedung DPRD Siak, Rabu (04/06/2025). Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, yang memimpin prosesi pelantikan, menyampaikan pesan kuat mengenai tantangan fiskal yang dihadapi Provinsi Riau dan Kabupaten Siak, terutama terkait penurunan Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak dan Gas (Migas) serta volatilitas harga minyak dunia.
Dalam sambutannya, Gubernur Abdul Wahid tidak hanya mengucapkan selamat atas terpilihnya Afni dan Syamsurizal, tetapi juga mengingatkan bahwa pelantikan ini adalah awal dari amanah besar untuk membangun Kabupaten Siak yang inklusif, adil, dan merata. Ia mengapresiasi proses demokrasi yang dinamis di Siak, yang sempat berlanjut hingga Mahkamah Konstitusi dan pemungutan suara ulang.
"Saya percaya, di tangan Bu Afni dan Pak Samsurizal, akan lahir arah baru pembangunan Siak. Kepemimpinan yang tidak hanya responsif terhadap kebutuhan rakyat, tapi juga mampu menyatukan kembali semua elemen masyarakat pasca-Pilkada," ujar Gubernur.
Tantangan Fiskal: Defisit Anggaran dan Penurunan DBH Migas
Sorotan utama dalam pidato Gubernur adalah kondisi fiskal yang penuh tantangan. Ia secara terbuka menyebutkan bahwa Provinsi Riau menghadapi defisit anggaran sekitar Rp 3 triliun, sementara Kabupaten Siak juga menghadapi defisit mendekati Rp 300 miliar.
"Banyak orang masih beranggapan bahwa Riau ini negeri kaya. Tetapi realitasnya berbeda. Pendapatan dari DBH Migas terus menurun," tegas Gubernur Wahid.
Ia memaparkan data penurunan DBH Migas yang signifikan:
• 2023: Riau menerima Rp 3,2 triliun.
• 2024: Turun menjadi Rp 2,23 triliun.
• 2025 (Proyeksi): Diperkirakan hanya sekitar Rp 1,9 triliun, dengan asumsi harga minyak dunia $82 per barel.
Gubernur menambahkan kekhawatiran jika harga minyak dunia aktual bertahan di level yang lebih rendah. "Jika harga aktual tetap di angka $62 per barel seperti hari ini penurunan sekitar 26% ini akan berdampak langsung terhadap struktur APBD kita semua," ungkapnya. Kondisi ini menggarisbawahi kerentanan Riau terhadap fluktuasi harga komoditas global.
Strategi dan Harapan: Diversifikasi Ekonomi dan Perjuangan ke Pusat
Menghadapi kenyataan ini, Gubernur Abdul Wahid menekankan urgensi transformasi ekonomi. "Kita tidak bisa lagi bergantung kepada migas dan minerba. Karena itu mari kita perkuatkan sektor-sektor strategis, seperti kehutanan, perkebunan, pemberdayaan petani dan nelayan, pengembangan pariwisata dan budaya, serta pelatihan teknologi dan kewirausahaan," serunya.
Ia juga menginformasikan rencana pertemuan dengan Menteri Keuangan pada Kamis, 5 Juni 2025, untuk memperjuangkan reformulasi transfer keuangan daerah, termasuk DBH.
"Kami datang bukan membawa kepentingan pribadi, tapi kami membawa suara dan hati rakyat tanah Melayu," tambahnya.
Gubernur juga memuji inisiatif pelantikan yang mengintegrasikan pesta demokrasi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, salah satunya dengan penggunaan "odong-odong" sebagai transportasi menuju lokasi acara. "Ini merupakan suasana yang harmonis," katanya.
Di akhir sambutannya, Gubernur Abdul Wahid mengucapkan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Siak periode sebelumnya, Alfedri dan Husni Merza, atas prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Ia berharap Bupati dan Wakil Bupati yang baru dapat bersinergi dan berkolaborasi, merubah arah pembangunan dengan menjadikan budaya dan pariwisata sebagai titik tumpu di tengah penurunan pendapatan dari sektor migas.
"Siak punya potensi yang besar, dengan sejarahnya yang besar. Saya yakin di tangan Bu Afni akan bisa mewujudkan pembangunan Siak yang lebih baik. Mari kita rawat tuah, jaga marwah, tak akan Melayu hilang di bumi," tutup Gubernur.
Pelantikan ini menandai babak baru kepemimpinan di Siak, dengan harapan besar untuk mengatasi tantangan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, di tengah bayang-bayang ketidakpastian pendapatan daerah dari sektor sumber daya alam.
Penulis : Fuji