BANDUNG- Aliansi Rakyat Menggugat atau ARM mengungkap dan menyoroti keberadaan dan pengoperasian kapal pinisi Leticia yang merupakan aset BUMD Jawa Barat yaitu PT.Jaswita Jabar yang konon kapal Pinisi Leticia ditempatkan di Wilayah Labuan Bajo.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Furqon Mujahid Bangun pada hari ini (17/08/2025) disela kegiatan Gebyar HUT RI ke-80 tqhun bertempat di sebuah cafe diseputaran jalan Martadinata Kota Bandung.
Mujahid menyampaikan jika ARM telah menurunkan tim investigasi hingga ke Labuhan Bajo guna melacak keberadaan Kapal Pinisi Teticia yang dibeli dengan harga sepuluh milyar menggunakan uang rakyat Jawa Barat oleh BUMD jabar yang bernama PT Jaswita Jabar.
Namun hingga saat ini pembelian kapal pinisi Leticia tersebut masih misterius dan tidak jelas dampak ekonomi serta manfaatnya bagi masyarakat Jawa Barat.
Hal ini yang menjadi alasan ARM guna melakukan pelacakan keberadaan kapal pinisi Leticia agar bisa mengungkap kembali proses pembelian serta pengadaannya yang sangat janggal ungkap Mujahid membuka pembicaraan.
Mujahid salah satu tokoh pegiat anti korupsi nasional menjelaskan secara rinci terkait proses pembelian dan pengelolaan serta pengoperasian kapal pinisi leticia yang dibeli menggunakan uang rakyat yang dikelola oleh PT.Jaswita.
Selain tujuan kerjasama ekonomi yang tidak jelas manfaatnya, keberadaan dan pembelian kapal pinisi Leticia tersebut juga perlu dipertanyakan karena setelah dilakukan investigasi langsung ke Labuhan Bajo tidak ditemukan gudang atau dermaga khusus serta kantor yang representatif perusahaan guna mengoperasikan kapal pinisi tersebut bahkan kantornya sendiri tidak pernah ada di Labuhan Bajo.
Mujahid juga menyampaikan, jika proyek pengadaan dan pembelian kapal pinisi Leticia bersumber dari APBD Jabar TA.2021 melalui skema pernyertaan modal kepada BUMD PT.Jaswita sangat mencurigakan dan tidak transparan bahkan terkesan ada yang sengaja disembunyikan.
Setelah Tim Investigasi ARM melakukan penelusuran ditemukan bukti-bukti yang mengarah adanya dugaan tindak pidana korupsi berupa mark-up anggaran yang dilakukan oleh Jajaran Direksi pada saat itu. Dugaan ARM semakin kuat karena proyek ini diduga didalangi oleh Sekpri Gubernur Jawa Barat era Ridwan Kamil bersama Keponakan dari Istri Gubernur yang menjadi Direktur Operasional BUMD tersebut.
Sejauh ini ARM juga telah melakukan Investigasi mendalam serta telah mengumpulkan semua berkas dan dokumen sebagai alat bukti serta telah melakukan investigasi langsung ke lapangan.
ARM juga telah berkoordinasi dan telah berkomunikasi langsung dengan berbagai pihak terkait di Manggarai Barat termasuk kepada kepala KPLP atau kepala Syahbandar serta kepada Asosiasi Kapal Wisata (ASKAWI) labuhan Bajo ungkap Mujahid.
Selanjutnya berdasarkan hasil temuan di lapangan serta diperkuat dengan dokumen yang telah didapatkan oleh ARM, maka ARM akan segera menyusun hasil temuan tersebut untuk sesegera mungkin melaporkan temuan tersebut ke KPK juga ke Jampidsus Kejaksaan Agung RI.
Mungkin dalam beberapa hari kedepan penyusunan pelaporannya sudah selesai dan langsung akan kami laporkan secara resmi baik ke KPK maupun ke Kejaksaan Agung RI. Sebab menurut kami semua alat bukti adanya dugaan korupsi berupa mark-up pembelian dan pengadaan serta pengoperasian Kapal Pinisi Leticia sudah lengkap. Termasuk kwitansi serta identitas semua yang terlibat sudah kami kantongi terlebih diperkuat dengan alat bukti rekaman dan foto kapal serta keberadaan kapal juga telah kami ketahui. Tinggal kita susun dan sesegera mungkin kita laporkan pungkas mujahid menutup pernyataannya.
Penulis : Hardi. P