Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Derita Kerusakan PT.TPL Kian Nyata

Agustus 19, 2025 | Agustus 19, 2025 WIB Last Updated 2025-08-18T23:59:25Z
Jakarta, DetikNewsTV.com
Doa bersama merawat lingkungan hidup di Taman Proklamator Soekarno-Hatta,Jakarta,  Senin, 18 Agustus 2025, menelurkan suatu Deklarasi bersama:Tutup operasional PT TPL.

Ephorus HKBP Pdt Pdt Viktor Tinambunan berorasi  di panggung sebelah kanan  monumen Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno-Hatta. Dengan tegas menyatakan kerusakan lingkungan hidup di Tanah Batak dan kawasan Danau Toba, Sumatera Utara selama puluhan  tahun akibat beroperasinya PT Toba Pulp Lestari/TPL sudah terbukti.

Karena itu, seluruh Komunitas yang dimotori Huria Kristen Batak Protestan/HKBP Distrik VIII Jakarta dalam acara doa bersama meminta kepada pemerintah pusat di Jakarta agar menutup operasional PT TPL di Tanah Batak dan kawasan Danau Toba.

Pucuk pimpinan HKBP Pdt Dr Viktor Tinambunan didampingi Praeses Distrik VIII Jakarta Pdt Oloan Nainggolan, S.Th, Praeses HKBP Distrik XIX Pdt Henri Napitupulu, M.Th, Praeses HKBP XXVIII Deboskab Pdt Ridoi Batubara, S.Th, M.Pdk, Praaeses HKBP Distrik XXI Pdt Sumihar Sinaga, M.Th, D.Min,  Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI Pdt Jacklevyn First Manuputy, S.Th, S.Fil, MA dan  Ketua STT Filsafat Jakarta, Pdt Prof Dr Binsar  Jonathan Pakpahan menegaskan, kehadiran peserta doa bersama ini digerakkan oleh  keterpanglian iman atas nurani keadilan.

Seusai kebaktian singkat yang dipimpin Praaeses HKBP Distrik XIX Bekasi Pdt Henri Napitupulu, M.Th dengan khotbah dari Praeses HKBP Distrik XXI Banten Pdt Sumihar Sinaga, M.Th, D.Min dan orasi  pegiat lingkungan hidup  RatnaSarumpaet,  Pdt Dr Viktor Tinambunan tampil  membacakan sebuah Deklarasi Jakarta yang ditanda tangani peserta doa bersama.

Deklarasi  menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas luka yang mengoyak tanah dan kehidupan yang dirasakan masyarakat akibat aktivitas PT Toba Pulp Lestari/TPL selama berpuluh tahun di Tanah Batak.Jejak luka dan kerusakan lingkungan hidup yang ditinggalkan aktivitas PT TPL adalah nyata sampai saat ini.

Butir-butir Deklarasi Jakarta  antara lain:
Pertama,  bumi dan isinya adalah milik  Tuhan Yang Maha Kuasa.Dia   tidak pernah  memberikan mandat kepada umat manusia untuk mengeksploitasi dan merusak lingkungan  alam.Melain, umat manusia terpanggil untuk mengelola dan merawat segala isinya dengan kasih, kebijaksanaan dan tanggung jawab yang luhur.

Kedua, hutan, tanah dan air bukan sekadar komoditas ekonomi.Mereka merupakan  saudara  dalam persekutuan kehidupan  yang butuh perawatan dan pelindung demi  keberlanjutan kehidupan bersama sebagai ciptaan Tuhan.

Ketiga, dengan  kehadiran dan aktivitas PT TPL telah terjadi kerusakan alam, bencana ekologis, hutan digunduli, pelanggaran harkat dan martabat manusia,  suara rakyat dibungkam dan tanah adat dirampas.Inilah wajah dosa ekologis ketidakadilan  secara struktural yang tidak dapat dibenarkan di depan hukum maupun di hadapan Tuhan.

Deklarasi bersama akhirnya   mengambil sikap: Menolak kehadiran dan aktivitas PT TPL di Tanah Batak dan seluruh kawasan Danau Toba.Memohon dengan segala hormat kepada Presiden RI  Prabowo Subianto agar operasinal PT TPL di Tanah Batak dan kawasan Danau Toba segera ditutup.

Ketua umum PGI Pdt Jacklevyn First Manuputy, S.Th, S.Fil, MA mengapresiasi upaya yang dilakukan Ephorus HKBP dalam memperjuangan keadilan dan kelestarian lingkungan hidup.Terutama HKBP berhasil  membawa mimbar gereja ke alam terbuka.

Di kolong langit dengan kicauan burung dan gemercikan air.Karena sejatinya, mimbar gereja di alam terbuka dan mau belajar suara kenabian melalui suara angin, hujan dan suara kesunian hutan.Karena itu, umat beragama harus berani menyatakan: Tidak..! uUtamanya terhadap perusahaan tambang yang meracuni air dan pembangunan yang mengabaikan pola kehidupan dengan  lingkungan bersih.

Dia mengharapkan agar Presiden Prabowo Subianto menangkap aspirasi dan gerakan masyarakat dari Sumatera Utara yang disuarakan di Taman Proklamator Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin,  18 Agustus 2025.Tepatnya sehari setelah perayaan hari ulang tahun ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025.

Mantan Ketum PGI Pdt Gomar Gultom yang hadir di acara doa bersama juga mengharapkan agar kepentingan ekonomi  tidak boleh mengorbankan hak rakyat dan pelestarian lingkungan hidup.

"Nyatanya, setelah usia Indonesia 80 tahun, kami merasakan masih dijajah kepentingan ekonomi yang tidak peduli dengan hak dan martabat rakyat," imbuh  Gomar Gultom, asal daerah Pangaribuan, Tapanuli Utara.

Pendeta Gomar Gultom menegaskan, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan hak-hak masyarakat di bona pasogit Tanah Batak.Dia bahkan menuding, kehadiran PT Indo Rayon Utama yang menjelma menjadi PT Toba Pulp Lestari di Desa Pangombusan, Porsea, Toba merupakan bentuk penjajahan ekonomi modern di Tanah Batak.

Ketua Sekolah Tinggi Theologia/STT Filsafat Jakarta Prof Dr Binsar Jonathan Pakpahan ketika memberikan orasinya mengatakan, cukup sudah selama 40 tahun kerusakan lingkungan di bona pasogit Tanah Batak.Dari mimbar dengan lantang Binsar menyuarakan: Tutup PT TPL.Cukup sudah pengrusakan alam dan lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas perusahaan bubur kertas di bona pasogit dan kawasan Danau Toba.

Sebelum acara doa bersama, Praeses HKBP Distrik VIII Jakarta Pdt Oloan Nainggolan, S.Th memimpin doa kegiatan long march  sekitar pukul 06.00 WIB.Di kantor PGI Jalan Sekemba Jakarta Pusat.Peserta long march  menuju Monumen Proklamator Soekarno-Hatta di kawasan Pegangsaan Timur.Jarak jalan santai yang diikuti 500 perserta perwakilan 44 gereja HKBP Distrik VIII Jakarta satu kilo meter lebih.

Peserta doa bersama yang diprakarsai pucuk pimpinan HKBP untuk merawat lingkungan hidup diikuti sekitar 1.000 orang.Mereka terdiri 44 utusan gereja HKBP Distrik VIII Jakarta, utusan gereja HKBP Distrik XIX Bekasi, utusan  gereja HKBP Distrik XXVIII Deboskab, utusan gereja HKBP Distrik XXI Banten, masyarakat adat, generasi muda,  aktivis mahasiswa, Forpemas Habornas dan organisasi kemasyarakatan sipil dari berbagai penjuru negeri ini.Juga tampak hadir akadamisi Prof Dr Jisman Simanjuntak dan tokoh-tokoh Batak lainnya.

 Acara doa bersama ini bertujuan untuk  meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.Terutama di kawasan Danau Toba dan Tapanuli Raya yang terdampak atas kehadiran PT TPL.

Di tengah acara yang dipenuhi peserta, secara simbolik  dilakukan penanaman pohon dalam pot plastik hitam yang disediakan  panitia.

Juga penyerahan beberapa buku berisi kajian kerusakan lingkungan di Tanah dan kawasan Danau Toba.Buku ini dihimpun Ir Leo Lumban Tobing, anggota jemaat HKBP.
#Tutup operasional PT TPL.


Penulis : Hardi.P

×
Berita Terbaru Update