JAKARTA II Menyikapi video viral terkait aksi solidaritas pedagang caisim (sawi hijau) yang menolak Undang-Undang Over Dimension Over Loading (UU ODOL), jajaran Polres Metro Jakarta Timur bersama Polsek Kramat Jati bergerak cepat dengan melakukan pemetaan dan pengumpulan keterangan (mapping dan pulbaket) di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (3/7/2025) pagi.
Kegiatan ini dipimpin oleh Iptu Rio Kriscahyono, S.H., didampingi Iptu Rudi Hermawan, S.H., beserta tim. Mereka langsung berkoordinasi dengan Ketua Perkumpulan Pedagang Caisim Pasar Induk Kramat Jati, Bapak Agung Mulyana.
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa video viral yang beredar tidak berkaitan langsung dengan aktivitas di Pasar Induk. “Kami hanya menunjukkan solidaritas terhadap para supir dan pemetik caisim yang sedang melakukan aksi di Gambir dan beberapa daerah, namun kami tidak ikut turun aksi,” jelas Agung Mulyana kepada petugas.
Menurut keterangan Agung, para pedagang tidak berjualan caisim pada hari sebelumnya karena tidak ada pasokan dari daerah seperti Garut, Bandung, dan Sukabumi. Hal ini terjadi karena para pemetik dan sopir truk turut dalam aksi menolak UU ODOL.
Ia juga menyampaikan bahwa beberapa titik jalur distribusi dari daerah terdampak aksi, seperti Kalihurip, Cikarang, Cibitung (jalur Bandung-Garut), dan Ciawi, Jonggol, Cileungsi (jalur Sukabumi), menjadi lokasi yang paling rawan dihentikan oleh solidaritas sopir truk.
“Kami tidak melakukan aksi apa pun di pasar ini, semua berjalan kondusif. Ini murni karena terputusnya pasokan dari daerah,” tegasnya.
Polres Metro Jakarta Timur memastikan bahwa aktivitas jual beli caisim di Pasar Induk Kramat Jati pada hari ini telah kembali normal. Tidak ada kejadian menonjol yang mengganggu keamanan dan ketertiban. Situasi pasar pun terpantau aman dan kondusif.
Kepolisian tetap mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang belum jelas sumbernya dan tetap menjaga stabilitas keamanan bersama.
( Anto ).