Purworejo,detiknewstv.com Pantai Selatan Jawa yg memiliki karakteristik
berbeda dengan pantai di belahan utara Jawa mempengaruhi sosial budaya dan ekonomi masyarakatnya.
Pantai Selatan yg langsung menghadap ke samudera, menjadikan 30 persen sebagian masyarakatnya adalah nelayan tangkap dan 70 persen nelayan budidaya.
Kabupaten Purworejo hampir semua nelayannya adalah nelayan budidaya tambak udang.
Vanname adalah jenis udang yg dibudidayakan masyarakatnya saat ini, yang pada tahun 1985 mereka membudidayakan udang windu hingga
sampai pada puncak kejayaannya. Namun
hingga tahun 90 an udang windu banyak mengalami gagal panen karena adanya penyakit / virus, hingga akhirnya petambak beralih ke budidaya udang vanname hingga saat ini.
Semenjak 2020 hingga 2023 nelayan budidaya tambak udang vanname
juga mengalami kendala, dimana udang terkena virus berbarengan dengan munculnya virus corona, hingga tak sedikit nelayan budidaya yg mengalami gagal panen.
Berangkat dari rasa keprihatinan ini Yayasan Pesanku bersama Koperasi Busewa Alam Pusaka serta DPC HNSI Kab. Purworejo mengadakan pelatihan Pengembangan Budidaya Udang Hawai di Bumi Selatan Jawa.
Pelatihan dihadiri Ketua Harian DPP HNSI Dr. Ir. Anton leonard MM, Kadis Lingkungan Hidup & Perikanan Kab. Purworejo, Pembina Yayasan Pesanku Marsda. TNI (Purn) Dr. Ken Darmastono dan Ketua Koperasi Busewa Alam Pusaka Slamet Agus Priyono SE., SH. serta menghadirkan narasumber pakar budidaya udang dari Kanada Mr.Bong Leonardo dengan didampingi tim teknisnya.
Acara di gelar tgl 20 Januari 2023 dibuka langsung oleh Kadis LH & Perikanan Kab. Purworejo di Balai Desa Pagak, Kec. Ngombol Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
Masyarakat yang begitu antusias dalam mengikuti pelatihan, yang salah satu materinya adalah bagaimana mengembalikan kejayaan udang windu di Indonesia, karena udang windu adalah idola yg habitatnya ideal dengan keadaan iklim di Indonesia.
"Varian baru udang Windu tipe Hawai ini lebih tahan penyakit," papar Ketua Harian DPP HNSI, Dr Ir. Anton Leonard, MM
"Koperasi yang baru perdana mendampingi nelayan ini di bidang pemberdayaan manusia," papar Slamet Agus Priyono, SE, SH selaku Ketua Koperasi Busewa Alam Pusaka di hadapan rekan media.
"Penyebaran benih varian Udang Hawai ini dari awal hingga masa panen hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan saja," paparnya.
"Harga jual yang kompetitif lebih menjanjikan sekitar 90 ribu per kg dibanding udang Vanname yang hanya 50 Ribu per kg,
Konsumen membeli tipe Hawai ini dikisaran harga 120 Ribu per kg," pungkasnya lagi.
Menurut salah seorang pembina Yayasan Pesanku, Marsda TNI (Purn) Dr Ken Darmastono, " kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup, khususnya masyarakat pesisir serta Indonesia pada umumnya," pungkasnya di hadapan awak media.
Dengan kegiatan ini diharapkan gotong royong berbagai pihak terus terjaga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. *(PPWI Peduli/SAP-Widi)*