Kandis- Masyarakat Kampung Kandis, Kecamatan Kandis Kabupaten Siak sesali tindakan oknum Kepala Desa Kampung Kandis, Muliyatno Sinaga. Pasalnya, Oknum Kades yang pernah berstatus terlapor di Kejati Riau dan Tipikor Polres Siak ini diduga menjadi otak di balik Provokasi dan upaya mengadu domba masyarakatnya sendiri terkait bongkar muat sawit di PKS PT Gas Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Riau. Dilansir dari media online risatu.com, Dugaan itu muncul setelah sejumlah warga terlibat pertikaian akibat perbedaan pendapat terkait kegiatan bongkar muat di salah satu perusahaan energi, PT Gas, yang beroperasi di wilayah kampung Kandis.
Menurut informasi yang disampaikan salah satu masyarakat kepada awak media pada Senin, (10/11/25),
"peristiwa ini mulai mencuat ketika warga setempat dengan rombongan masyarakat yang di bawa kepala desa di area PT GAS terjadi saling berseteru lantaran merasa memiliki hak atas kegiatan bongkar muat di area perusahaan. Namun, belakangan terungkap bahwa ketegangan tersebut diduga sengaja dipicu oleh oknum Kepala Desa setempat demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu," sebut Jaka, warga yang tidak ingin nama aslinya disebutkan.
Salah satu tokoh masyarakat Kandis yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan Kepala Desa yang seharusnya mengayomi masyarakat, bukan sebaliknya.
"Peristiwa ini mencuat ketika masyarakat setempat dengan masyarakat yang dibawa kades menjadi dua kubu yaitu warga setempat dengan masyarakat yang dibawa Kepala Desa yang terkontaminasi organisasi SPTN ganda sitorus , SPTSI lundo sitorus, SPTI kubu Oloan Harianja. Sayang nya kenapalah harus Kepala Desa yang membawa masyarakat," ulasnya.
Secara terpisah D. Manalu ketika wartawan media ini mengkonfirmasi melalui via WhatsApp 0852 ****
"Si Kepala Desa kerap memberikan arahan berbeda kepada tiap kelompok warga. Ada kesan dia ingin masyarakat terpecah agar bisa mengatur situasi sesuai kehendaknya. Padahal yang jadi korban adalah warga sendiri. Padahal permasalahan ini sempat di mediasi bupati Siak ibu Afni di PT. GAS, beliau menyampaikan bahwa yang bekerja SPTSI kubu Lundu dan warga setempat. Yang berkerja seminggu SPTSI dan Seminggu Masyarakat Setempat.” jelasnya.
Masih menurut D Manalu,
"Sudah dua Minggu ini kami aman-aman saja. Tetapi dengan tiba-tiba hari ini, Senin, (10/11/25), terjadi kericuhan lagi, disitulah baru kami mengetahui bahwa oknum kades M. Sinaga kuat dugaan menjadi otak provokator. Atas kejadian ini kami masyarakat meminta kepada ibu bupati Siak Afni supaya di berhenti kan kades M. Sinaga dari jabatan nya, apa bila terulang kejadian yang sama kedepannya kami khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," tambahnya.
Kapolsek Kandis saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan terkait dugaan provokasi tersebut. “Kami masih melakukan pendalaman dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. Jika terbukti ada unsur kesengajaan dalam memecah belah masyarakat, tentu akan kami tindak sesuai hukum,” ujarnya singkat.
Sementara pihak PT Gas memilih untuk tidak banyak berkomentar. Melalui keterangan tertulisnya, perusahaan menyatakan berharap situasi sosial di sekitar area operasi tetap kondusif agar kegiatan bongkar muat dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Di kesempatan berbeda, Muliyatno Sinaga selaku Kepala Desa saat dikonfirmasi via whatsapp seakan menampik tuduhan sebagai provokator,
"Tidak begitu yang sesungguhnya bang. Bersama-sama untuk nama masyarakat dengan melibatkan semua unsur," balasnya singkat.
Dugaan keterlibatan oknum Kepala Desa ini menambah panjang daftar persoalan sosial di sekitar kawasan industri Kandis. Warga berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dan transparan agar tidak terjadi konflik horizontal yang lebih luas di kemudian hari.
Penulis : Fuji