JAKARTA II Suasana khidmat menyelimuti Rumah Tahanan Polres Metro Jakarta Timur pada Rabu siang, 2 Juli 2025, saat para tahanan mengikuti kegiatan rohani Kristen sebagai bagian dari pembinaan mental dan spiritual yang rutin digelar oleh jajaran kepolisian.
Dalam kegiatan yang dimulai pukul 13.00 WIB itu, empat pendeta hadir memberikan pelayanan dan penguatan iman: Pdt Merry, Pdt Jusuf, Pdt Mario, dan Pdt Elmon. Mereka mengangkat tema “Apa Hakekat Sebuah Gereja” yang menyentuh sisi terdalam kehidupan rohani para peserta.
Pesan utama dari ibadah ini menekankan bahwa gereja bukan sekadar bangunan, melainkan kumpulan orang-orang yang telah terpanggil keluar dari kegelapan menuju terang Allah. Mereka adalah pribadi-pribadi yang dikuduskan dan percaya penuh kepada Tuhan. Sebuah pengingat bahwa harapan dan pertobatan selalu terbuka bagi siapa pun, bahkan dari balik jeruji.
Kegiatan diikuti oleh tiga orang tahanan yang dengan penuh antusias mengikuti sesi firman dan doa. Setelah selesai, mereka dikembalikan ke sel masing-masing dalam keadaan aman dan tertib. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar di bawah pengawasan dan pengamanan ketat oleh petugas jaga yang terdiri dari Aipda Bambang H, Bripka P. Simanjuntak, Brigadir Angga P, dan Bripda M. Shoful.
Kasat Tahti Polres Metro Jakarta Timur, Kompol Ilhamsyah, S.H., menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini menjadi bagian dari pendekatan humanis Polri dalam proses pembinaan tahanan.
Ia menegaskan pentingnya sentuhan spiritual dalam membentuk pribadi yang lebih baik, sekaligus menjaga stabilitas dan ketertiban di dalam rutan.
“Kami ingin memastikan bahwa meski mereka sedang menjalani proses hukum, hak-hak dasar seperti pelayanan rohani tetap diberikan. Karena setiap individu berhak atas kesempatan untuk berubah dan menemukan kembali jati dirinya,” ujar Kompol Ilhamsyah.
Kegiatan ini bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang membuka jalan bagi harapan dan pertobatan — menghadirkan cahaya di tengah ruang yang penuh keterbatasan.
( Anto )