Aceh - Harga ikan yang anjlok dalam beberapa hari terakhir membuat pedagang ayam di pasar-pasar tradisional Banda Aceh kehilangan banyak pembeli. Dampaknya, sejumlah penjual ayam terlihat lesu bahkan tertidur karena tidak ada transaksi.
Penurunan ini terjadi sejak hasil tangkapan nelayan meningkat tajam usai cuaca cerah dan ombak tenang melanda wilayah perairan Aceh. Harga ikan tongkol misalnya, turun dari Rp35.000 menjadi Rp20.000 per kilogram, sedangkan ayam hanya turun tipis dari R33.000 ke Rp27.000 per kilogram.
“Saya memilih beli ikan karena lebih banyak dapatnya. Kalau ayam, meskipun murah, tetap tidak cukup untuk makan kami sekeluarga,” ujar Fauziah (48), ibu rumah tangga yang ditemui sedang berbelanja di Pasar Pusong kota Lhokseumawe.
Harga ikan turun , membuat pembeli lebih memilih ikan dibanding ayam.
Pedagang ayam kehilangan pelanggan, pembeli beralih ke ikan, dan nelayan justru menikmati hasil tangkapan berlimpah.
Penurunan daya beli ayam terjadi sejak akhir April 2025.
Pasar-pasar tradisional di Lhokseumawe Aceh seperti Pasar Inpres, dan Pasar Batu pahat.
Karena harga ikan jauh lebih murah dan mencukupi kebutuhan keluarga dibanding ayam.
Pedagang ayam mengalami kerugian, sebagian tidak lagi membuka lapak setiap hari, sementara suasana pasar terasa lebih sepi di area penjualan ayam.
Salah satu pedagang ayam, Bang Salin (35), mengaku hanya menjual tiga ekor ayam sejak pagi. “Biasanya jam segini sudah habis lima sampai tujuh ekor. Sekarang pelanggan bilang mereka hemat, jadi pilih ikan,” katanya sambil mengangkat bahu.
Situasi ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga harga ikan kembali normal atau terjadi peningkatan permintaan ayam menjelang bulan-bulan besar seperti Iduladha.
Penulis : Muslim