Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tragedi Dogiyai Berdarah: Mahasiswa KoorWil Dogiyai Kota Manokwari Pasang Seribu Lilin

April 14, 2023 | April 14, 2023 WIB Last Updated 2023-04-14T16:01:17Z
Manokwari, Detiknewstv.com - Mahasiswa Koordinator Wilayah Kabupaten Dogiyai kota studi Manokwari, Papua Barat kembali memasang seribu lilin mengenang 12 tahun tragedi 13-14 April 2011 Dogiyai Berdarah.

Tempat sasaran pemasangan seribu lilin di Asrama Mahasiswa Dogiyai, kota studi Manokwari, Papua Barat tepat hari Kamis, 13 April 2023.

Mereka memasang seribu lilin itu bukti mengenang 5 (lima) warga sipil yang tertembak bedil aparat kepolisian Dogiyai, Provinsi Papua Tengah 2011 silam.

Dua diantaranya atas nama Dominikus Auwe dan Alwisius Waine ditembak mati dan 3 warga sipil lainnya mengalami luka kritis.

Dalam sesi Pemasangan seribu lilin, para mahasiswa mempersembahkan lagu dan puisi. Berikut puisi-puisi yang dibacakan:

Tertindaslah Aku
Oleh Yustina Butu
  
Dahulu sebelum terbitnya otak,
Ideku selalu mengatakan
Pasti tidak kasar dan halus sifatnya 
Baik budinya dan nuraninya

Kepada dia yang kini bersamaku 
Faktanya memang demikian terjadi 
Tetapi yang meneteskan sembilu yang menghanguskan Ia mulai memimpin klasemen.

Bayi memanggil dijadikan lawan pertanding 
Sampai mau memenangkan pertandingan
Dengan tidak benar dan adil 
Memandang alam penuh kekayaan dan keindahan

Dibalik ancaman yang membekas dalam otakku 
Tumbulah kekuatan kasih amarah yang sangat dahsyat
Negri menjadi tak ada harapan hidup 
Dilempari batu-batu tajam
 
Melawannya pun hampa
Tetapi menjadi mangsa yang akan teriris
Manusia trauma, takut dan tersingkir
Ditunjukan pedang milik umum

Yang dijadikan sebagai miliknya
Menewaskan sekian makhluk manusia
Dengan deringnya tembakan yang menggoyangkan

Alam tercinta
Memberi sejarah yang memilukan
Memang sakit hati
Habislah aku dan dia dan juga lain
Habislah nyawaku dan dia dan juga lain

Tertandislah aku dan dia yang lain ciptaan Tuhan Menewaskan segalanya
Kekayaan diambil, dirampas, dirampok dan diperkosa
Dimana keadilan dan kedamaian
Tertindaslah aku ini.
Tertindaslah Berdarah
Oleh Olin Dimi

Ku duduk termenung renungi derita ini
Tatapi duka nestapa 
Tangisi kisah tragedi 
Nyanyian syair duka 
Dengungkan kedungan kidung kematian berbunyi

Orang asing datang hancurkan istanaku 
Mereka dibubuh ibuku
Tikam ayahku 
Mereka tembak saudaraku 
Hati sakit....?

Dimanakah keadilan itu ?
Ku saksikan tanahku dikuras 
Batuan ekonomi diambil 
Tumbuhan dibabat 
Air dikotori udara dicemari 

Tanah airku terkulai tanpa daya 
Ku teteskan bulir bulir air mata 
Hanya ada bayang bayang kematian 
Sampai akhir nafas kapan semua ini akan berakhir,

Ku bahwa pergi luka sejarah 
10 tahun yang lalu 
Peristiwa ini sangat menyedihkan,
Hatiku  terluka 
Hidup ini penuh dengan derita 
Kekerasan, ditindas ketidak adilan dari pihak TNI Porli

Hanya karena bermain judi
demi mempertahankan harta kekayaan  melainkan masyarakat diremeh, ditembak mati 
Dimanakah keadilan itu ...!

Sio..
Hati ini mengakitkan 
Tetapi mari bangkit dan melawan


13 April 2011
Oleh Yoke Maria Pekey

Moanemani, kota yang begitu ramai, disenyapkan sekejab oleh bunyi tembakan.

Sasarannya bukan hewan,
bukan udara
bukan pula benda mati
tapi pada manusia. Iya manusia, yang punya hak untuk hidup seperti saya dan ko. 

Pantaskah, manusia ditembak lantas benda mati yang tak abadi di bumi Apakah mereka Tuhan? 
SeenakNya menghabisi nyawa manusia.

Bukankah nyawa manusia diberikan dan akan diambil oleh Tuhan?
Shioooo Tuhan, 
kenapa kasih saya rahim
jika anak saya akan dibunuh tidak pantas. 

Kenapa keadilan berpaling dari kami, apakah ini yang engkau berkehendak bagi kami.
×
Berita Terbaru Update