Manokwari, Detiknewstv.com - Mahasiswa Koordinator Wilayah Kabupaten Dogiyai kota studi Manokwari, Papua Barat kembali memasang seribu lilin mengenang 12 tahun tragedi 13-14 April 2011 Dogiyai Berdarah.
Tempat sasaran pemasangan seribu lilin di Asrama Mahasiswa Dogiyai, kota studi Manokwari, Papua Barat tepat hari Kamis, 13 April 2023.
Mereka memasang seribu lilin itu bukti mengenang 5 (lima) warga sipil yang tertembak bedil aparat kepolisian Dogiyai, Provinsi Papua Tengah 2011 silam.
Dua diantaranya atas nama Dominikus Auwe dan Alwisius Waine ditembak mati dan 3 warga sipil lainnya mengalami luka kritis.
Dalam sesi Pemasangan seribu lilin, para mahasiswa mempersembahkan lagu dan puisi. Berikut puisi-puisi yang dibacakan:
Tertindaslah Aku
Oleh Yustina Butu
Dahulu sebelum terbitnya otak,
Ideku selalu mengatakan
Pasti tidak kasar dan halus sifatnya
Baik budinya dan nuraninya
Kepada dia yang kini bersamaku
Faktanya memang demikian terjadi
Tetapi yang meneteskan sembilu yang menghanguskan Ia mulai memimpin klasemen.
Bayi memanggil dijadikan lawan pertanding
Sampai mau memenangkan pertandingan
Dengan tidak benar dan adil
Memandang alam penuh kekayaan dan keindahan
Dibalik ancaman yang membekas dalam otakku
Tumbulah kekuatan kasih amarah yang sangat dahsyat
Negri menjadi tak ada harapan hidup
Dilempari batu-batu tajam
Melawannya pun hampa
Tetapi menjadi mangsa yang akan teriris
Manusia trauma, takut dan tersingkir
Ditunjukan pedang milik umum
Yang dijadikan sebagai miliknya
Menewaskan sekian makhluk manusia
Dengan deringnya tembakan yang menggoyangkan
Alam tercinta
Memberi sejarah yang memilukan
Memang sakit hati
Habislah aku dan dia dan juga lain
Habislah nyawaku dan dia dan juga lain
Tertandislah aku dan dia yang lain ciptaan Tuhan Menewaskan segalanya
Kekayaan diambil, dirampas, dirampok dan diperkosa
Dimana keadilan dan kedamaian
Tertindaslah aku ini.
Tertindaslah Berdarah
Oleh Olin Dimi
Ku duduk termenung renungi derita ini
Tatapi duka nestapa
Tangisi kisah tragedi
Nyanyian syair duka
Dengungkan kedungan kidung kematian berbunyi
Orang asing datang hancurkan istanaku
Mereka dibubuh ibuku
Tikam ayahku
Mereka tembak saudaraku
Hati sakit....?
Dimanakah keadilan itu ?
Ku saksikan tanahku dikuras
Batuan ekonomi diambil
Tumbuhan dibabat
Air dikotori udara dicemari
Tanah airku terkulai tanpa daya
Ku teteskan bulir bulir air mata
Hanya ada bayang bayang kematian
Sampai akhir nafas kapan semua ini akan berakhir,
Ku bahwa pergi luka sejarah
10 tahun yang lalu
Peristiwa ini sangat menyedihkan,
Hatiku terluka
Hidup ini penuh dengan derita
Kekerasan, ditindas ketidak adilan dari pihak TNI Porli
Hanya karena bermain judi
demi mempertahankan harta kekayaan melainkan masyarakat diremeh, ditembak mati
Dimanakah keadilan itu ...!
Sio..
Hati ini mengakitkan
Tetapi mari bangkit dan melawan
13 April 2011
Oleh Yoke Maria Pekey
Moanemani, kota yang begitu ramai, disenyapkan sekejab oleh bunyi tembakan.
Sasarannya bukan hewan,
bukan udara
bukan pula benda mati
tapi pada manusia. Iya manusia, yang punya hak untuk hidup seperti saya dan ko.
Pantaskah, manusia ditembak lantas benda mati yang tak abadi di bumi Apakah mereka Tuhan?
SeenakNya menghabisi nyawa manusia.
Bukankah nyawa manusia diberikan dan akan diambil oleh Tuhan?
Shioooo Tuhan,
kenapa kasih saya rahim
jika anak saya akan dibunuh tidak pantas.
Kenapa keadilan berpaling dari kami, apakah ini yang engkau berkehendak bagi kami.